Senin, 31 Mei 2010

Sunnah of Prophet Muhammad ( Peace be on him )

Remembrance of Allah is my close friend.

Knowledge is my asset...

Devotion is my heart.

Struggle is my manner.

Love is my foundation.

Patience is mantle.

Enthusiams is my horse.

My pleasure is my prayer.

Conviction is my power.

Firmness is my treasure.

Sorrow is my companion.

Truth is my redeemer...

Sabtu, 29 Mei 2010

10 PETUAH

'Amr bin Hajar, Raja Kindah, meminang Ummu Ayyas binti 'Auf. Ketika dia akan dibawa kepada suaminya, Ibunya, Umamah binti Al-Haris menemui putrinya lalu berpesan kepadanya :

☆ Wahai putriku,,, engkau berpisah dengan suasana yang darinya engkau keluar, dan engkau beralih pada kehidupan yang didalamnya engkau naik untuk orang yang lalai dan membantu orang yang berakal. Seandainya wanita tidak membutuhkan suami karena kedua orang tuanya masih cukup dan keduanya sangat membutuhkannya, niscaya akulah orang yang paling tidak membutuhkannya. Tetapi kaum wanita diciptakan untuk laki-laki, dan karena mereka pula laki-laki diciptakan.

☆ Wahai Putriku,,, sesungguhnya engkau berpisah dengan suasana yang darinya engkau keluar dan engkau berganti kehidupan, didalamnya engkau naik kepada keluarga yang belum engkau kenal dan teman yang engkau belum terbiasa dengannya. Ia dengan kekuasaannya menjadi pengawas dan raja atasmu, maka jadilah engkau sebagai abdi, niscaya ia menjadi abdimu pula. Peliharalah untuknya 10 perkara, niscaya ini akan menjadi kekayaan bagimu.

▲ Pertama dan Kedua ... Tunduk kepadanya dengan qana'ah (merasa cukup) serta mendengar dan patuh kepadanya.

▲ Ketiga dan Keempat ... Memperhatikan mata dan hidungnya. Jangan sampai matanya melihat suatu keburukan darimu, dan jangan sampai mencium darimu kecuali aroma yang paling harum.

▲ Kelima dan Keenam ... Memperhatikantidur dan makannya. Karena terlambat makan akan bergejolak dan menggagalkan tidur itu membuat orang marah.

▲ Ketujuh dan kedelapan ... Menjaga hartanya dan keluarga dan memelihara keluarga dan kerabatnya. Inti perkara berkenaan dengan harta ialah menghargainya dengan baik, sedangkan berkenaan dengan keluarga ialah mengaturnya dengan baik.

▲ Kesembilan dan Kesepuluh ... Jangan menentang perintahnya dan jangan menyebarkan rahasianya. Karena jika engkau menyelisihi perintahnya, maka hatinya akan kesal dan jika engkau menyebarkan rahasianya, maka engkau tidak merasa aman terhadap penghianatannya. Kemudian janganlah engkau bergembira dihadapannya ketika dia bersedih, dan jangan pula bersedih di hadapannya ketika dia bergembira."

Rabu, 26 Mei 2010

Laki-Laki yang Sholeh Hanya untuk Wanita yang Sholehah


Laki-Laki yang Sholeh Hanya untuk Wanita yang Sholehah

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji,laki-laki yang keji untuk wanita yang keji pula.wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik,dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula..” Allah telah berfirman dengan jelas dalam An-Nur 26 seperti ini.Itu berarti formula untuk mendapatkan pasangan hidup telah pula ditegaskan.Dulu..saya berpikir lantas apakah wanita yang tidak baik tidak berhak mendapat laki-laki yang baik? atau sebaliknya?.. Firman Allah memang tidak bisa ditelan mentah-mentah,tetapi jika kita renungkan kembali,semua yang difirmankan Allah adalah benar adanya dan pasti bermanfaat untuk kebaikan manusia.

Banyak sekali laki-laki berkata:”aku ingin mendapat istri yang sholehah” akan tetapi ia sendiri tidak melihat dirinya masih berperilaku layaknya playboy,gonta-ganti pacar,pegang-pegang wanita yang bukan muhrimnya,cipika-cipiki sana sini,sholat sering ditinggalkan,mendengar adzan diabaikan. Lantas bagaimana ia akan mendapat wanita yang sholehah sedang dirinya sendiri tidak sholeh?

Demikian pula wanita berharap:”aku ingin mendapat suami yang sholeh” akan tetapi ia masih mengenakan rok mini di atas lutut,atasan tank top,aurat terbuka kemana-mana,gampang sekali digandeng oleh laki-laki walaupun dengan alasan klise hanya sebagai teman. Lisannya berkata:”aku punya harga diri” tapi dimana?.. Bagaimana akan ada laki-laki yang sholeh mau memilihnya menjadi istrinya? sementara setiap saat ia terlihat bergantian laki-laki yang bersamanya. Apakah ada laki-laki sholeh yang mau memiliki istri seperti ini?

Ketika seorang laki-laki yang sholeh memilih seorang istri,tentunya ia berharap bahwa istrinya akan menutup aurat,menurut perintah suami, membatasi pergaulan tidak terlalu bebas pergi-pergi dengan laki-laki lain,bisa menerima penghasilan suami dengan ikhlas,melahirkan dan menyusui anak-anaknya,merawat dan mendidik anak-anaknya,memasak untuk suami,dll seabrek tugas wanita di rumah. Akan tetapi jika si wanita takut bodinya berubah karena melahirkan,takut tangannya kasar karena memasak,takut tidak bebas jalan bersama kawan-kawan lakinya.Maka wanita ini belum bisa mendapat suami yang sholeh,karena sebenarnya dirinya sendiri belum siap menjadi sholehah.

Jika hal seperti ini dipaksakan,misal salah satu pihak belum siap dengan konsekwensi menjadi istri yang sholehah/suami yang sholeh,maka ujung-ujungnya adalah perceraian,nautzubillah.Karena itu perbaiki dulu diri kita,jika telah sepadan..( dalam arti usaha untuk menjadi wanita yang sholehah atau laki-laki yang sholeh) maka insyaAllah Allah tidak akan tinggal diam.
Dia Maha Melihat, Dia Tidak Tidur,Dia Maha Penerima Taubat,yang mengetahui usaha hambanya untuk menjadi lebih baik,memperbaiki diri.

Islam adalah agama yang indah,mengatur segala sesuatu untuk kemaslahatan manusia.Jika ini diterapkan akan terwujud kebahagian yang dijanjikan Allah.Tapi sayang banyak orang islam yang tidak memahami,atau mungkin faham tapi mencoba menutup mata karena lebih memperturutkan kemajuan zaman dan nafsu diri.

Biqudrotika ya Ghoffurur Rahim..
Engkau telah tentukan petunjuk untuk kebahagian kami
Ampunilah jika diri kami masih lebih condong kepada nafs
Berilah kami syafaatmu dan kemudahan mengendalikan diri agar kami bisa termasuk laki-laki yang sholeh/wanita yang sholehah.
Amin..

Wanita Sholehah! Apa Ciri-cirinya?


Wanita Sholehah! Apa Ciri-cirinya?

Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita untuk menerima gelar solehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah s.w.t.



Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu:
1. Taat kepada Allah dan RasulNya
2. Taat kepada suami

Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut:

1. Taat kepada Allah dan RasulNya

Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah s.w.t. ?
- Mencintai Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
- Wajib menutup aurat
- Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
- Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada bersamanya
- Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
- Berbuat baik kepada ibu & bapa
- Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
- Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa
- Bersikap baik terhadap tetangga

2. Taat kepada suami
- Memelihara kewajipan terhadap suami
- Sentiasa menyenangkan suami
- Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah.
- Tidak cemberut di hadapan suami.
- Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
- Tidak keluar tanpa izin suami.
- Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
- Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
- Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
- Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik & kecantikannya serta rumah tangga

FAKTOR YANG MERENDAHKAN MARTABAT WANITA
—————————————

Sebenarnya puncak rendahnya martabat wanita adalah datang dari faktor dalam. Bukanlah faktor luar atau yang berbentuk material sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh para pejuang hak-hak palsu wanita.

Faktor-faktor tersebut ialah:

1) Lupa mengingat Allah

Kerana terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau memelihara anak-anak, maka tidak heran jika banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya telah lalai dari mengingat Allah. Dan saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan saat yang paling berbahaya bagi diri mereka, di mana syetan akan mengarahkan hawa nafsu agar memainkan peranannya.

Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-Jathiah, ayat 23: artinya:

” Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya.”

Sabda Rasulullah s.a.w.: artinya:
“Tidak sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung kepada apa yang telah aku sampaikan.” (Riwayat Tarmizi)

Mengingati Allah s.w.t. bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuklah menghadiri majlis-majlis ilmu.

2) Mudah tertipu dengan keindahan dunia

Keindahan dunia dan kemewahannya memang banyak menjebak wanita ke perangkapnya. Bukan itu saja, malahan syetan dengan mudah memperalatkannya untuk menarik kaum lelaki agar sama-sama bergelimang dengan dosa dan noda.
Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada Allah s.w.t. hanya kerana kenikmatan dunia yang terlalu sedikit.

Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-An’am: artinya:

” Dan tidaklah penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, oleh karena itu tidakkah kamu berfikir.”

3) Mudah terpedaya dengan syahwat
4) Lemah iman
5) Bersikap suka menunjuk-nunjuk.

Ad-dunya mata’ , khoirul mata’ al mar’atus sholich
Dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang baik adalah Wanita sholihah

Istriku, Aku Mencintaimu

Istriku, Aku Mencintaimu
Kendati dirinya telah keliling dunia, bahkan hampir tidak ada negara baru di dalam peta, dan terlalu sering naik pesawat terbang sehingga seperti naik mobil biasa, namun istrinya belum pernah naik pesawat terbang kecuali pada malam itu. Hal itu terjadi setelah 20 tahun pernikahan mereka. Dari mana? Dan kemana? Dari Dahran ke Riyadh. Dengan siapa? Dengan adiknya yang orang desa dan bersahaja yang merasa dirinya harus menyenangkan hati kakaknya dengan semampunya. Ia membawa wanita itu dengan mobil bututnya dari Riyadh menuju Dammam. Pada waktu pulang, wanita itu berharap kepadanya agar ia naik pesawat terbang. Wanita itu ingin naik pesawat terbang sebelum meninggal. Ia ingin naik pesawat terbang yang selalu dinaiki Khalid, suaminya, dan yang ia lihat di langit dan di televisi.

Sang adik mengabulkan keinginannya dan membeli tiket untuknya. Ia menyertakan putranya sebagai mahramnya. Sementara ia pulang sendirian dengan mobil sambil diguncang oleh perasaan dan mobilnya.

Malam itu Sarah tidak tidur, melainkan bercerita kepada suaminya, Khalid, selama satu jam tentang pesawat terbang. Ia bercerita tentang pintu masuknya, tempat duduknya, penerangannya, kemegahannya, hidangannya, dan bagaimana pesawat itu terbang di udara. Terbang!! Ia bercerita sambil tercengang. Seolah-olah ia baru datang dari planet lain. Tercengang, terkesima, dan berbinar-binar. Sementara suaminya memandanginya dengan perasaan heran. Begitu selesai bercerita tentang pesawat terbang, ia langsung bercerita tentang kota Dammam dan perjalanan ke sana dari awal sampai akhir. Juga tentang laut yang baru pertama kali dilihatnya sepanjang hidupnya. Dan juga tentang jalan yang panjang dan indah antara Riyadh dan Dammam saat ia berangkat. Sedangkan saat pulang ia naik pesawat terbang. Pesawat terbang yang tidak akan pernah ia lupakan unuk selama-lamanya.

Ia bercerita sambil tercengang. Seolah-olah ia baru datang dari planet lain. Tercengang, terkesima, dan berbinar-binar. Sementara suaminya memandanginya dengan perasaan heran.

Ia berlutut seperti bocah kecil yang melihat kota-kota hiburan terbesar untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Ia mulai bercerita kepada suaminya dengan mata yang berbinar penuh ketakjuban dan kebahagiaan. Ia melihat jalan raya, pusat perbelanjaan, manusia, batu, pasir, dan restoran. Juga bagaimana laut berombak dan berbuih bagaikan onta yang berjalan. Dan bagaimana ia meletakkan kedua tangannya di air laut dan ia pun mencicipinya. Ternyata asin… asin. Pun, ia bercerita bagaimana laut tampak hitam di siang hari dan tampak biru di malam hari.

“Aku melihat ikan, Khalid! Aku melihatnya dengan mata kepalaku. Aku mendekat ke pantai. Adikku menangkap seekor ikan untukku, tapi aku kasihan padanya dan kulepaskan lagi ke air.

Ikan itu kecil dan lemah. Aku kasihan pada ibunya dan juga padanya. Seandainya aku tidak malu, Khalid, pasti aku membangun rumah-rumahan di tepi laut itu. Aku melihat anak-anak membangun rumah-rumahan di sana. Oh ya, aku lupa, Khalid!” ia langsung bangkit, lalu mengambil tasnya, dan membukanya. Ia mengeluarkan sebotol parfum dan memberikannya kepada sang suami. Ia merasa seolah-olah sedang memberikan dunia. Ia berkata, “Ini hadiah untukmu dariku. Aku juga membawakanmu sandal untuk kau pakai di kamar mandi.”

Ia mengeluarkan sebotol parfum dan memberikannya kepada sang suami. Ia merasa seolah-olah sedang memberikan dunia.

Air mata hampir menetes dari mata Khalid untuk pertama kali. Untuk pertama kalinya dalam hubungannya dengan Sarah dan perkawinannya dengan sang istri. Ia sudah berkeliling dunia tapi tidak pernah sekalipun memberikan hadiah kepada sang istri. Ia sudah naik sebagian besar maskapai penerbangan di dunia, tapi tidak pernah sekalipun mengajak sang istri pergi bersamanya. Karena, ia mengira bahwa wanita itu bodoh dan buta huruf. Apa perlunya melihat dunia dan bepergian? Mengapa ia harus mengajaknya pergi bersama?

Ia lupa bahwa wanita itu adalah manusia. Manusia dari awal sampai akhir. Dan kemanusiaannya sekarang tengah bersinar di hadapannya dan bergejolak di dalam hatinya. Ia melihat istrinya membawakan hadiah untuknya dan tidak melupakannya. Betapa besarnya perbedaan antara uang yang ia berikan kepada istrinya saat ia berangkat bepergian atau pulang dengan hadiah yang diberikan sang istri kepadanya dalam perjalanan satu-satunya dan yatim yang dilakukan sang istri. Bagi Khalid, sandal pemberian sang istri itu setara dengan semua uang yang pernah ia berikan kepadanya. Karena uang dari suami adalah kewajiban, sedangkan hadiah adalah sesuatu yang lain. Ia merasakan kesedihan tengah meremas hatinya sambil melihat wanita yang penyabar itu. Wanita yang selalu mencuci bajunya, menyiapkan piringnya, melahirkan anak-anaknya, mendampingi hidupnya dan tidak tidur saat ia sakit. Wanita itu seolah-olah baru pertama kali melihat dunia. Tidak pernah terlintas di benak wanita itu untuk mengatakan kepadanya, “Ajaklah aku pergi bersamamu!” Atau bahkan, “Mengapa ia tidak pernah bepergian?” Karena ia adalah wanita miskin yang melihat suaminya di atas, karena pendidikannya, wawasannya, dan kedermawanannya. Tapi ternyata bagi Khalid, semua itu kini menjadi hampa, tanpa rasa dan tanpa hati. Ia merasa bahwa dirinya telah memenjara seorang wanita yang tidak berdosa selama 20 tahun yang hari-harinya berjalan monoton.

Ia merasakan kesedihan tengah meremas hatinya sambil melihat wanita yang penyabar itu. Wanita yang selalu mencuci bajunya, menyiapkan piringnya, melahirkan anak-anaknya, mendampingi hidupnya dan tidak tidur saat ia sakit. Wanita itu seolah-olah baru pertama kali melihat dunia.

Kemudian, Khalid mengangkat tangannya ke matanya untuk menutupi air matanya yang nyaris tak tertahan. Dan ia mengucapkan satu kata kepada istrinya. Satu kata yang diucapkannya untuk pertama kalinya dalam hidupnya dan tidak pernah terbayang di dalam benaknya bahwa ia akan mengatakannya sampai kapan pun. Ia berkata kepada istrinya, “Aku mencintaimu.” Ia mengucapkannya dari lubuk hatinya.

Kedua tangan sang istri berhenti membolak-balik tas itu. Mulutnya pun berhenti bercerita. Ia merasa bahwa dirinya telah masuk ke dalam perjalanan lain yang lebih menakjubkan dan lebih nikmat daripada kota Dammam, laut, dan pesawat terbang. Yaitu, perjalanan cinta yang baru dimulai setelah 20 tahun menikah. Perjalanan yang dimulai dengan satu kata. Satu kata yang jujur. Ia pun menangis tersedu-sedu.
Sumber: “Malam Pertama, Setelah Itu Air Mata” karya Ahmad Salim Baduwailan, Penerbit eLBA